Minggu, 20 Oktober 2013

Selamat Pagi!


Selamat pagi!
Ini pos pertamaku setelah lebih dari setahun nggak ngeblog. Ini bunga sebagai tanda terima kasih untuk kalian semua yang menyempatkan diri membaca postingan pertamaku tahun ini.
Setahun lebih nggak ngeblog, selama itu aku melakukan banyak perenungan. Melakukan penggalian terhadap motivasi diri sendiri,
siapa sih aku ini? Kenapa sih aku ini? Kenapa aku blah blah blah.. oh... ternyata semua itu gara-gara patah hati.
Sudah lewat 3 tahun kali ya. Patah hati bikin aku nggak pernah move on, stagnan, acuh dengan apa saja, nggak peka, nggak sensitive dan nggak nggak yang lain. Istilah kerennya apatis gitu. Tiap ada yg deketin, aku acuh. Direspon sih, tapi nggak lebih dari sekedar teman. Ini nih yg bikin aku sempet dicap sebagai pelaku PHP. Camkan! PELAKU PHP!
Nah, buat mengatasi masalah yang oleh aku sendiri anggap sebagai “masalah kepribadian”, aku masuk kuliah jurusan psikologi. Dengan membaca beberapa buku kuliah tentang kepribadian dan beberapa buku islami, pandanganku tentang patah hati seketika berubah.
Patah hati menurut aku itu sekadar perasaan yg tumbuh dari sugesti. Sadar nggak sadar, ketika seseorang diputusin, dia akan menjejalkan banyaaaaaak sekali pertanyaan yang dilontarkan pada diri sendiri, dan menjawabnya sendiri dengan sudut pandang pelaku ataupun korban.
Kenapa pelaku? “Mungkin aku kurang ngasih perhatian sama dia.” “Mungkin gara-gara aku terlalu banyak membuang waktuku dengan teman-teman” “Mungkin aku terlalu sering bikin dia cemburu.” “mungkin aku terlalu menuntut banyak dari dia” Dan masih banyak mungkin-mungkin yang lain. ya kan?
Kenapa korban? “Pantes  nggak pernah  sempet ngeluangin waktu buat aku.” “Ternyata selingkuh dengan temanku.” “Ternyata aku kemakan janji palsunya” “Ternyata dia banyak bohongnya” “Ternyata aku Cuma dijadikan pelariannya” dan ternyata terakhir yang paling menyakitkan adalah…. “Ternyata dia homo…”
Itu tuh yg bikin gregetan sendiri kalo diinget-inget. Aku kan udah pengalaman 3 tahun lalu. Tapi doi-nya bukan homo ya. hahahah
Ehem! *sambil kibas kipas sate*
Ini ceritanya setelah aku baca buku *lupa judulnya* yang tersebut di atas, yg namanya dorongan buat pacaran lama-kelamaan semakin menipis dan menipis. Sempet aku curiga sama diri sendiri kalau aku udah nggak normal karena nggak bisa suka sama cowok. Tapi ternyata perasaan itu jadi tameng yang bisa membentengiku dari perasaan-perasaan terlarang dan membuatku anti jadi korban PHP. Patah hati pertama kali (dan semoga terakhir kali) itu tanpa sadar membuatku menjadi seorang yang sangat pemilih. Kalau udah pernah dapet yang baik bangeeeeet itu pasti standarnya jadi tinggi gitu *kibas kipas sate lagi*. Jadi, kudu musti harus wajib dapet yang jauuuuuuuuh lebih baik bangeeeeet.
Jujur aja ini postingan curhat banget. Nggak ada niat buat nasehatin atau ngajak buat curiga kalau mantan pacarmu itu homo. Sumpah nggak gitu. Ini Cuma curhat kok. Intinya, selamat pagiiiiiiiii :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar